Jumat, 30 Mei 2014

Masa Sulit Itu Bernama Kemalasan



Masa Sulit Itu Bernama Kemalasan

Hari ini, aku akan bersantai sejenak,
Meluangkan banyak waktu untuk berfikir,
Meluangkan waktu untuk bercermin.

Tentang apa yang akan kulakukan,
Dan bagaimana mencegah dari yang namanya kemalasan.

Ini sungguh sulit,
Semuanya patah-patah...
Ingin aku menyelesaikan secepatnya,
Tapi kemalasan datang bertubi-tubi.

Aku tahu, ini tentanganku...
Tentang tanggung jawabku sebagai pelajar.
Yaitu, menyelasaikan tugasku dengan sebaik-baiknya.
Jauhi sifat malas, dan perasaan semangat yang kadang-kadang itu...

Huft, keluhanku datang tiada henti,
Dosenku juga tak mengerti.
Aku terbebani waktu.
Karena tanggal merah yang begitu menyita waktu bimbinganku...
Aku kehabisan waktu untuk waktu bimbinganku...

Aku ingin secepatnya berhenti mengeluh,
Berhenti mengkhayalkan tugas-tugas...
Tapi, bagaimana merealisasikan hal itu...
Otak-ku penuh rencana ini itu,
Tapi tindakanku juga inginnya begini dan begitu...

Butuh sinkronisasi waktu, agar tak terbengkalai.
Butuh keikhlasan waktu


Jum’at, 30 Mei 2014 (Zifa_Fidtria)

Warna Hidupmu



Warna Hidupmu

Kau cukup tahu, karaktermu...
Cukup tahu apa yang ada dalam hatimu.
Cukup mengerti apa yang kau inginkan.
Selebihnya serahkan kepada-Nya.
Zat yang maha tahu dan mengerti,
akan apa yang terbaik bagimu.

Kehidupanmu adalah pilihanmu,
Pilihan akan sendi-sendi hidupmu.
Pilihan akan langkahmu,
Dan masa depanmu.

Dan, kau cukup mampu melakukan itu,
Cukup, Menjadi wanita yang baik.
Cukup, Menjadi seorang wanita yang jujur.
Cukup, Menjadi wanita yang sederhana.

Tak perlu menjadi orang lain.
Karena, warna kehidupanmu indah.
Indah dalam lautan warna pelangi.

Rajutan hidupmu, adalah pilihanmu
Tentang kemana langkah kaki ini berjalan,
Kemana langkah kaki ini akan berhenti,
Semuanya, hanya menunggu kesabaran dan keikhlasan.

Karena, keindahan itu,
Ada karena kebaikan,
Ada karena harapan,
Ada karena keikhlasan,
Ada karena kesabaran.

Buruknya kehidupan adalah karena hatimu,
Indahnya kehidupan juga karena hatimu.

Jum’at, 30 Mei 2014 (Zifa_Fidtria)

Mei



Mei

Mei ini, sebentar lagi akan berakhir.
Mei ini, adalah kilas balikku.

Tentang dirimu, satu tahun lalu.
Tentang dirimu yang merangkai kahidupanku,
Dengan penuh kekusutan dan angan-angan.

Semestinya, waktu itu aku abaikan dirimu...
Hanya, masalahnya telah menyebar setelah itu,
Andai aku bisa membungkam mulutnya,
Menghentikan orang itu melakukannya...

Aku, takkan mungkin terjebak dalam hubungan ini.
Kau, terlalu mudah...
Terlalu mudah untuk mendapatkan simpatiku...
Mungkin, karena orang itu...
Mungkin juga karena wajahmu.

Hingga aku tak bisa mengabaikanmu,
Aku jatuh karena wajah tak berdosamu.

Bagi orang lain, kau mungkin kini orang terbatas...
Tak mudah berpaling dari wajah-wajah wanita cantik,
Selalu menunduk, seakan kau properti yang bernyawa,
Ya, kau mempunyai pesona itu.

Dan Mei ini adalah kilas balikku akan dirimu.
Jika aku mampu, 
menjauh dari orang sepertimu,
Adalah pilihanku.

Seorang yang tak bisa membuka kehidupan nyata,
Hanya mampu menjawab dan bertengger di atas dunia maya.
Meski, setiap hari berjumpa.


Jum’at, 30 Mei 2014 (Zifa_Fidtria)



Memori Yang Kabur


Memori Yang Kabur

Sungguhkah itu dirimu?
Jika demikian,
Karena tak mengenalimu?
Karena tak menyapamu?
Haruskah aku meminta maaf padamu?
Tapi, kukira itu tak perlu.

Jika itu kau...
Tidak, mungkin yang kemarin memang kau.
Tidak menyapa meski tahu itu aku,
Tidak menegur, meski kau melihatku,
Hanya menatap dingin ke arahku, dan berpaling.
Ya, itu adalah benar-benar dirimu.

Meski aku belum menyadari sepenuhnya,
Tapi, mungkin itu kau.
Hanya warna kulit yang berubah.
Selebihnya sama.

Kau yang mengabaikanku,
kau yang bermuka dingin itu.
Sepertinya, benar-benar telah kabur dalam ingatanku.

Jum’at, 30 mei 2014 (Zifa_Fidtria)

Kamis, 01 Mei 2014

Terima Kasih Cinta



Terima Kasih Cinta

Hanya ucapan terima kasih,
Selebihnya, aku tak mengerti.
Tentang apa yang telah aku lakukan.
Haruskah aku menerimamu.
Haruskah aku sisihkan perasaan mu.
Atau tetap menerimamu meski aku tak mau.

Ini rumit bagiku.
Antara perasaanmu, & persahabatanku.
Yang manakah, yang mesti aku pilih.

Kau orang baik, sangat baik...
Tapi, alasanku tidak cukup kuat untuk menerimamu.

Kau juga bukan orang yang buruk,
Kau cukup menarik, ku akui...

Namun, aku masih belum bisa...
Kenyataan kau brondong...
Membuatku rumit...
Aku menghindari brondong dalam kehidupanku...

Meski, kau lebih dewasa daripada aku.
Tapi, aku tidak ingin memaksakan diri.

Terima kasih, karena telah menyukaiku.
Terima kasih, karena masih baik padaku.
Terima kasih, karena mengerti akan keputusanku.

1 Mei 2014 (Zifa_Fidtria)